Dulu kita mengenal istilah Zamrud katulistiwa
yang melambangkan indahnya negeri ini bak surgawi. Kita pun pernah mendengar
lagu kolam susunya Koes Plus, yang mendendangkan: “Tongkat dan batu pun jadi
tanaman”. Apakah gambaran melankolis dan sentimental itu masih relavan saat
ini?
Arus modernisasi kian menggerus sumber daya alam.
Roda ekonomi kapitalis semakin menjadi-jadi mengeksploitasi alam dan
lingkungan. Kemajuan pun harus dibayar mahal dengan kualitas lingkungan yang
makin memburuk. Lihat saja laju konversi lahan produktif menjadi mal dan
peruamahan. Atau udara perkotaan yang makin pengap diselimuti polusi.
Kita tidaktahu persis bagaimana sampah-sampah plastik yang sulit terdegradasi
dikemanakan. Kita pun sudah terbiasa dengan bencana banjir dan tanah longsor.
Ya, bumi pertiwi sepertinya sedang bersedih.
Entahlah, siapa yang harus dikasihani: alam atau insan yang makin semena-mena
terhadapnya.
Lalu seburuk apakah kualitas lingkungan
Indonesia?
Mari kita lihat Environmental Performance Index
(EPI) yang secara periodik dirilis oleh Yale University. EPI edisi 2012 pun
sudah dipublikasikan. Apa sih EPI itu? Kita lihat dulu indikator pengukurnya,
dengan metodologi lengkapnya bisa dilihat di sini.
Indonesia menempati peringkat ke-74 tahun ini,
atau posisi terbaik selama sepuluh tahun. Namun, bukan berarti lingkungan
Indonesia tidak bermasalah. Peringkat Indonesia selama sepuluh tahun cenderung
jalan ditempat di peringkat 70 sampai delapan puluhan. Kita lihat perkembamgan
peringkat Indonesia selama satu dasawarsa.
Peringkat 82 tahun 2000Peringkat 83 tahun 2001
Peringkat 84 tahun 2002
Peringkat 82 tahun 2003
Peringkat 79 tahun 2004
Peringkat 79 tahun 2005
Peringkat 79 tahun 2006
Peringkat 75 tahun 2007
Peringkat 74 tahun 2008
Peringkat 74 tahun 2009
Peringkat 74 tahun 2010
Swis menempati peringkat pertama, diikuti
oleh Latvia dan Norwegia. Mereka bersama enam negara lainnya masuk
kelompok “Strongest Performers“. 36 negara masuk ke kategori “Strong
Performers”, termasuk Malaysia, Brunei, Thailand, dan Filipina. Indonesia masuk
kelompok “biasa-biasa saja” atau Modest Perfirmers bersama 37 negara lainnya.
Berikut peringkat lengkap 132 negara, yang posisi paling
buncitnya ditempati
Irak, yang dikutip dari sini.
Sekarang kita lihat posisi Indonesia untuk
masing-masing parameter, serta perkiraan kualitas lingkungan ke depannya
berdasarkan analisis dari Yale University.
No comments:
Post a Comment